Senin, 22 Desember 2014

Peranan Wanita dalam Menangani Pekerjaan Rumah atau ‘PR’ Bangsa


Indonesia pada saat ini memiliki PR besar dalam pencapaian tujuan suatu peningkatan pembangunan yang harus terpenuhi pada tahun 2015. Peningkatan pembangunan tersebut kerap kali disebut dengan Tujuan Pembangunan Milenium (“Millennium Development Goals”, atau MDGs) yang mengandung delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan perkembangan global. Tujuan Pembangunan Milenium adalah hasil dari aksi yang terkandung dalam Deklarasi Milenium yang ditandatangi oleh 191 Negara anggota PBB pada UN Millennium Summit yang diadakan di bulan September tahun 2000. Ini berarti Indonesia memiliki waktu lima tahun lagi untuk mencapai delapan tujuan tersebut. 
Kalangan wanita khususnya diharapkan dapat terlibat secara aktif menyukseskan pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan penguatan kelembagaan serta pemberdayaan potensi wanita. Tidak hanya dalam menangani pekerjaan rumah wanita sangat berperan, namun dalam menyelesaikan ‘PR’ bangsa peranan wanita amat sangat dibutuhkan. Beberapa tujuan MDGs yang merupakan pekerjaan rumah atau ‘PR’ bangsa yang harus diselesaikan dan perlunya peranan wanita dalam penyelesaiannya adalah kemiskinan yang masih meluas, pendidikan masyarakat yang belum merata, minimnya pemberdayaan wanita yang mumpuni, angka kematian balita, kesehatan ibu melahirkan, dan kelestarian lingkungan hidup.
Pertanyaannya, mampukah kaum hawa [baca:wanita] sebagai anggota masyarakat berperan dalam menangani dan menjawab ‘PR’ masyarakat [baca:bangsa]? Tentu saja jawabannya adalah BISA. Kaum wanita harus bersikap sebagai MOTIVATOR bagi lingkungannya demi menyelesaikan “PR” bangsa. Motivator adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk merangsang atau mendorong, mengarahkan orang lain untuk bergerak dan mengubah perilakunya kearah yang lebih baik. Adapun motivasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku dengan mengarahkan perilaku menuju goal tertentu, meningkatkan usaha dan energi yang dikerahkan menuju goal tersebut dan meningkatkan dimulainya satu kegiatan serta meningkatkan kehidupan yang lebih baik.
Wanita merupakan tiangnya suatu keluarga begitu juga dengan Negara. Dibalik pemimpin yang sukses peran ibu sangat besar, begitu juga dalam hal ini. Wanita perlu mengambil posisi dan peran aktif dalam memotivasi dan merangsang pengembangan masyarakat kearah penyelesaian ‘PR’ bangsa dalam lingkungannya. Berbagai kenyataan, pengalaman, dan sejarah menunjukkan bahwa wanita memiliki beberapa keunggulan jika ingin menampilkan kemampuannya. Dari catatan sejarah, wanita memiliki peran penting dalam memotivasi proses pemulihan dan perubahan ke arah yang baik dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Fakta selanjutnya pada sebuah hasil penelitian, struktur otak perempuan lebih kompleks, sehingga mampu menjalankan banyak peran (istri, ibu, anak, saudara, tokoh masyarakat, profesional, dll). Selain itu, dapat juga menjalankan banyak fungsi sekaligus (telpon, masak sambil mencuci bisa dilakukan sekaligus dengan baik).
Tidak sedikit juga tokoh-tokoh wanita yang memiliki peranan besar pada zamannya. Dimulai dari zamannya N. Muhammad SAW yaitu Siti Khodijah yang sangat berperan dalam perjalanan kehidupan Rasul serta dalam menangani pekerjaan rumah dan PR bangsa pada zamannya dan mampu sabar serta tegar dalam menghadapi berbagai pergolakan. Hingga pada zaman perjuangan bangsa Indonesia seperti Cut Nya’ Dhien, Kartini, Dewi Sartika dan masih banyak lagi tokoh wanita lainnya yang juga memiliki peranan besar bagi bangsa Indonesia. Maka, kaum wanita harus dapat mengoptimalkan peranannya sebagai motivator dengan menggerakan lingkungan untuk melakukan kegiatan yang bermakna bagi masyarakat sekitarnya, serta mampu tegar menghadapi hambatan dan kesulitan. Pada diri wanita, jika memiliki keinginan maka dia dapat memiliki kemampuan yang dasyat. Perempuan memiliki kemampuan dan keterampilan sebagai motivator yang memang sudah tercipta sesuai dengan kodratnya, tinggal memanfaatkan dalam lingkungan yang lebih luas. Sehingga, tidak hanya dapat berperan optimal dalam menangani atau menyelesaikan pekerjaan rumah, namun dapat optimal juga dalam menyelesaikan ‘PR’ bangsa.(fikura)